Rabu, 07 Desember 2011

A Journey Part 3

Petualangan saya di ibu kota berlanjut ketika teman saya, Wildan, mengajak saya keliling Jakarta. Kami membuat janji di suatu tempat yang masih asing buat saja. Setelah 2 kali naik angkot dari rumah saudara tempat saya bermalam, dan melewati insiden kesasar, akhirnya saya berhasil juga sampai di tempat dan bertemu beliau.

Saya diajaknya ke Kota Tua. Setelah berdesak-desakkan menumpang KRL menuju stasiun Kota, sampailah kami di tempat yang di maksud. Di kota tua terdapat beberapa musium yang sangat menarik. Musium Sejarah Fatahillah, Musium Wayang, Musium Bank Indonesia dan Musium Bank Mandiri.

Di Musium Sejarah ini, banyak sekali patung-patung, foto ataupun peninggalan-peninggalan sejarah yang lain, seperti guci keramik dari dinasti "anu" dan tempat tidurnya jendral "anu" (maaf gak inget, short memory term :p)

Saya sempat terpikir, andaikan murid saya bisa saya ajak kasini, wah, pasti mereka akan senang sekali. Tapi saya bertekad akan mengajak mereka suatu saat nanti, biar mereka tau seperti apa musium itu (berani bertaruh, banyak atau mungkin semua dari murid saya belum pernah menginjakkan kaki di musium)

Musium Fatahillah ini bagi saya masih perlu di kemas lagi. Menurut teman saya sih memang bangunannya bekas kantor/rumah orang penting jaman dulu (saya lupa namanya), jadi ya memang tidak dibangun khusus untuk dijadikan musium. Saya sempat bingung karena ruangannya tidak memudahkan pengunjung untuk melihat secara runtut. Kalo tidak ada wildan, pasti saya sudah teriak-teriak minta tolong karena tidak menemukan jalan keluar (ahay, lebay lagi). Oh ya, karcis masuknya murah, cuma 1000 rupiah untuk mahasiswa dengan menunjukkan KTM. Istilah wildan, "inilah kesaktian menjadi mahasiswa", hahaha

Beranjak dari Musium Fatahillah, saya menuju ke Musium Wayang. Letaknya tidak terlalu jauh dari musium pertama, masih satu komplek. Di musium wayang, kekuatan KTM masih berlaku. 1000 pun sudah bisa masuk, :D.

Bangunan di musium wayang lebih modern dari musium fatahillah. Keren banget dah pokoknya. Banyak sekali wayang yang dipertontonkan disana. Mulai dari arjuna, unyil-usro sampai wayang-wayang dari belahan bumi lain. Kereeeeeen...! Tempatnya juga asyik, ada jalurnya. Jadi kita bisa melihat topeng/wayang satu-satu tanpa takut kesasar. Hehe

Musium ketiga yang kami kunjungi adalah Musium Bank Indonesia. Disini kekuatan KTM Wildan tidak berlaku, karena memang tidak berbayar alias gratiss..tis..tissss..!!

Musium ketiga sungguh sangat luaaaarrr biasa. Layar LCD memenuhi beberapa sudut ruangan. Ada efek audio dan visual. Patung-patung yang menggambarkan sejarah uang dari awalpun disuguhkan. Aaah, susah mendeskripsikannya. Pokoknya kereeeen banget daaaah (tuh kan, saya ketahuan udiknya :p). Masuk di Musium Bank Indonesia ini isinya uang doank, makanya saya segeeeer banget berada disana... Hehehe

Wah, sebetulnya saya tidak menyangka bahwa masuk musium pun bisa menjadi sebuah wisata yang menarik. Mengetahui bahwa semua halpun dimulai dari sesuatu yang sederhana. Tapi dari kesederhanaan itulah muncul ide-ide yang memodernisasikan kehidupan manusia sehingga lebih mudah.

Kadang banyak orang melupakan sebuah proses. Mereka hanya mau tau hasilnya. Padahal menurut saya, hasil tidaklah penting, proses yang lebih penting. Seperti kemerdekaan Indonesia yang melewati banyak pristiwa, seperti wayang yang memiliki jalan cerita masing-masing, ataupun kekuatan uang ygn memiliki nilai pasang dan surut, saya tidak akan kalah. Saya tidak akan berhenti berproses. Kali ini saya mohon ijin untuk meminjam istilah saudara Vanster yang mengomentari posting saya sebelumnya, "METAMORFOSA"

:)
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

0 komentar:

Posting Komentar

​​​‎☆ †h@nk γ☺u ☆