Jumat, 04 November 2011

Saya Sedang Kesal!

Saya sedang kesal. Iya, sangat kesal. Saya teringat murid yang saya ajar secara privat di rumahnya. Usianya baru 6th. Anda tidak salah baca. Usianya baru 6th, dan saya harus mengajarinya pelajaran sekolah setiap malam. Ini fokusnya bukan karena saya yang mengajar, tapi pada usia anak tersebut. 6 tahun. Dan dy sudah duduk dikelas 1 sekolah dasar.

Orang tua anak ini, mengaku ada masalah dengan anaknya. Anaknya sudah melewati saat2 TK, dan ternyata anaknya masih belum bisa menulis dan berhitung. Sedikit tambahan, orang tuanya juga mengeluhkan anaknya yang emosinya tidak bisa terkontrol. Oke..Oke.. Saya mulai bisa sedikit meraba akar permasalahnnya.

Memang benar, anak ini belum bisa membaca. Eh, jangan ditanya bagaimana bentuk tulisannya (anda semua pasti tak bisa menebak antara huruf dan angka). Tapi, woiiiii, dy masih 6th.. Saya sedikit syok ketika melihat buku2 paket penunjang belajarnya disekolah. Belum lagi dengan tumpukan LKS dan buku2 lainnya. Saya, belum apa2 sudah pusing. Apa2an ini, pikir saya. Anak 6th, sudah harus bisa menulis dan membaca dan masih harus menerima semua pelajaran ini?

Buku2 penunjangnya juga luar biasa. Bilingual. Alias 2 bahasa. Sebelah kiri bahasa inggris, sebelah kanan bahasa indonesia. Membuka LKS nya, saya tambah takjub. Pertanyaan2 panjang dengan huruf super kecil untuk ukuran anak kelas 1sd yg belum begitu mahir membaca. Seingat saya, materi seperti ini baru diberikan saat saya menginjak kelas 4. Dan anak ini harus mendapatnya di tingkat paling dasar. Sungguh sangat disayangkan.

Kenapa akhirnya saya mendapat kesan terburu2 dalam sistem pendidikan kita?? Taman kanak-kanak yang seharusnya diisi dengan Bermain sambil Belajar, malah menjadi pengekploitasian anak. Mereka malah belajar dan sedikit bermain. Jangan dipikir saya tidak tahu kalau TK dilarang mengajarkan baca tulis pada anak didiknya. Tapi apa gunanya, ketika masuk SD mereka harus mendapat serentetan tes CaLisTung (membaca,menulis dan berhitung) bahkan salah satu orang tua murid pernah bercerita bahwa anaknya dites dengan membaca koran. Tidak masuk akal.

Aaaah, sangat disesalkan.. Saya setuju potensi anak harus ditingkatkan sedini mungkin. Tp apa harus dengan cara memperkosa haknya sebagai anak??? Penggegasan terhadap anak untuk menciptakan genius2 muda hanya membuat anak keluar dari masa kanak2nya dengan cepat. Dan ketika mereka cepat matang. Mereka akan dengan cepat busuk. Seperti buah mangga yang dikarbit. Biarkan saja mereka matang dg sendirinya. Sesuai dengan perkembangannya. Saya benar2 sangat emosi.

Yang paling tidak masuk akal adalah peLabelan yang dipakai orang dewasa untuk membedakan, mana anak yg menurut mereka "pintar" dan yang menurut mereka "bebal". Yang sanggup menuruti cara berpikir mereka dianggap hebat, sedangkan yang frustasi dan mulai yang anak sebut "mengekspresikan" diri, mereka juluki seenaknya. Sesuai dengan keinginan orang dewasa. Oh.. Sangat rentan nasib anak Indonesia..

Kekesalan saya ini, memang tidak akan merubah banyak. Hanya keprihatinan yang tak terkira. Untuk muridku tercinta ini, dan juga murid2 kecil lain yang bernasib sama.. Semoga kau kuat nak.. Menghadapi keegoisan orang dewasa.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

0 komentar:

Posting Komentar

​​​‎☆ †h@nk γ☺u ☆